Sabtu, 01 September 2012

sedekah di bulan ramadhan

Salah satu saat terbaik memperbanyak sedekah, tentu saja, adalah di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW sendiri memberikan keteladannya dengan memperbanyak bersedekah di bulan ini. Ibn Abbas r.a, meriwayatkan, “Rasul saw adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih di bulan Ramadhan.” Sedemikian pemurahnya hingga Ibn Abbas r.a menggambarkannya sebagai “lebih pemurah daripada angin yang bertiup.”
Tentang ganjaran bersedekah sendiri dalam berbagai riwayat hadist Rasul SAW telah menyatakan, juga dalam Al Qur’an Allah SWT menjanjikan, pelipatgandaan harta yang disedekahkan, antara sepuluh sampai tujuh ratus kali. Dalam surat Al Baqarah 261 Allah SWT menggambarkan bahwa sedekah yang dibelanjakan adalah ibarat sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir yang tiap bulirnya menghasilkan seratus biji.
Artinya ganjaran sedekah kita adalah tujuh ratus kali lipat. Dan sudah barang tentu angka itu pun hanyalah perumpamaan, yang pengukurannya tidak lantas aritmatis semata. Allah SWT selalu Maha Pemurah lebih dari yang kita persangkakan. Itupun masih dapat dilipatgandakan lagi, diabadikan, dalam bentuk sedekah khusus, yakni sedekah jariah.
Sedekah jariah tak lain adalah sedekah yang diperoleh dari hasil berwakaf. Rasulullah saw menyatakan bahwa dari wakaf kita dapat terus-menerus memanfaatkan buahnya tanpa menebang pokoknya. Ganjaran wakaf tidak putus bahkan sesudah orang yang memberikannya meninggal dunia.
Manfaat dari wakaf akan terus lestari sepanjang harta wakaf itu, yang merupakan pokok aset tersebut, terus dirawat, dikelola, dan menghasilkan surplus, serta dibagikan jariahnya untuk berbagai keperluan masyarakat. Dan, betapa mulianya, betapa banyak ganjarannya, bila amal berwakaf ini dilaksanakan di bulan penuh barokah, yakni bulan Ramadhan ini. Ketika Ramadhan datang, wakaf seyogyanya banyak terbilang.
Dan, ketahuilah, bahwa dalam bersedekah tak ada yang perlu dihitung-hitung. Rasulullah SAW menjelaskan kepada kita bahwa harta yang tersisa sesungguhnya adalah harta yang kita sedekahkan itu. Semantara harta yang kita simpan-simpan, yang kita tabung, yang kita timbun-timbun, justru harta yang tiada bersisa. Harta yang kita sedekahkan adalah harta yang akan tumbuh subur, dan suci karenanya.
Teladanilah kemurahatian Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh salah seorang Sahabatnya, Mu’awidh ibn Farra’ ini: “Saya mengantarkan sepiring kurma dan mentimun segar kepada Nabi, dan beliau (membalas) memberiku segenggam emas dan permata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar