Jumat, 31 Agustus 2012

sedekah pembuka rezeki

Memberi untuk siapa?

Di pelajaran tentang rahasia sukses terbesar, sudah saya singgung bahwa kita bisa memberi SIAPA SAJA yang membuat hati kita tergerak.
Jangan khawatir. Dengan memberi, Anda tidak akan bisa salah. Karena efek atau ganjaran dari memberi yang kita lakukan tidak tergantung dari tindakan orang yang menerimanya. Tidak peduli uang kita mau diapakan olehnya, itu menjadi tanggung jawab pribadi si penerima. Bukan urusan kita lagi.
Sementara Anda, siapapun yang Anda putuskan untuk diberi, tidak akan salah. Semua keputusan yang kita ambil pasti membawa kita ke suatu pengalaman yang akan kemudian membantu kita belajar dan berkembang sebagai akibatnya. Jadi tidak ada hal yang salah yang bisa terjadi di dunia ini. Semua yang terjadi adalah sebuah pengalaman yang darinya kita belajar.
Misalnya kita ambil keputusan untuk memberi si A maka kita mendapat pengalaman A dan karenanya belajar A. Kalau kita ambil keputusan B, kita akan mendapat pengalaman B dan karenanya belajar B. A, B, C, D, apapun, semua relatif, tidak ada benar atau salah di sini.
Everything that happens is supposed to happen. Everything in this world has a purpose, even the mistakes you make or the wrong decision you take.
Sekali lagi, agar zakat, infak, sedekah bisa menjadi pembuka rejeki Anda, jangan khawatir tentang siapa yang Anda beri.
Apalagi bila kegiatan memberi ini Anda jadikan rutinitas untuk menjaga kelangsungan kekayaan dan kesuksesan hidup Anda, maka akan ada begitu banyak kesempatan untuk memberi. Ada begitu banyak kesempatan lain untuk berzakat, berinfaq, bersedekah, dsb.
Katakan, kali ini Anda memberi sedekah pada si A, dan Anda tidak menyukai pengalaman yang timbul sebagai akibatnya, maka saat memberi berikutnya, Anda bisa dengan mudah mengubah atau mencari target lain untuk diberi.
Yang terpenting ketika memberi, entah itu sedekah, infak, hadiah atau juga zakat, adalah Anda memperhatikan syarat memberi efektif yang telah kita bahas tuntas sebelumnya. Terutama bagian di mana kita merasakan kegembiraan, kesenangan, kebahagiaan, dan keikhlasan ketika memberi pihak ini.
Bila emosi positif ini Anda rasakan, maka berilah dia. Bila Anda merasa gembira dengan pemberian Anda, maka sedekah (dan memberi lainnya) benar akan menjadi pembuka rejeki bagi kita.
Emosi atau perasaan positif yang Anda rasakan lebih penting daripada siapa yang menerima pemberian.


Berikan apa saja, asal bukan "sampah"

Sama dengan SIAPA penerima pemberian kita, APA yang kita berikan pun tidaklah masalah, selama itu adalah sesuatu yang POSITIF dan merupakan sesuatu yang Anda sendiri menginginkannya, apapun itu bentuknya.
Jadi, apa yang Anda inginkan? Cinta, uang yang banyak, makanan enak, tempat tinggal yang nyaman, ilmu, ketenangan, perhatian, keramahan, pertolongan, dsb.?
Apapun itu, asal itu pula yang seandainya Anda menerimanya, Anda menyukainya, itu yang bisa Anda berikan.
Sering orang berpikir terbalik dan terjebak pemikiran untuk memberi apa yang sudah tidak bisa kita pakai sendiri. Baju yang sudah tidak terpakai, peralatan yang sudah tidak kita butuhkan, buku atau majalah bekas, atau barang apapun yang sudah tidak berguna untuk kita.
Justru hal-hal seperti inilah yang sering orang berikan dengan 'ikhlas'. Ya, tentu saja, 'ikhlas' memberikannya, lha wong mereka sendiri sudah tidak menginginkannya.
Sebenarnya, boleh juga memberikan barang yang sudah tidak berguna kepada orang lain, siapa tahu mereka masih bisa memanfaatkannya.
Tetapi bukan pemberian macam ini yang saya bicarakan di sini. Pemberian barang yang sudah tidak terpakai lagi seperti ini lain fungsi dan tujuannya dari pemberian yang menjadi kunci kesuksesan kita.
Memberikan sesuatu yang Anda sendiri sudah tidak menginginkannya bukanlah kunci sukses dan pembuka pintu kekayaan yang saya bicarakan di sini.
Ingat, prinsip yang kita pakai adalah kita mendapatkan balasan yang setimpal dengan yang kita berikan, berlipat ganda.
Perhatikan ini baik-baik:

kita mendapat balasan setimpal tetapi berlipat ganda jumlahnya dari apa yang kita berikan.

Jadi mana bisa kita sukses total bila yang kita berikan ke orang lain adalah apa yang telah menjadi 'sampah' dalam hidup kita sendiri?
Yang ada juga kita akan mendapatkan sepuluh kali lipat 'sampah' sebagai imbalannya (yang parahnya lagi adalah sampah orang lain).
Jadi, Anda harus berhati-hati dengan apa yang Anda berikan.
Ingat, memberi merupakan 'senjata' super ampuh untuk melipat-gandakan "kekayaan" kita dalam waktu singkat.
Tetapi, tergantung dari apa yang kita berikan, memberi juga bisa melipat-gandakan "penderitaan" kita.


Membalik 'besar pasak daripada tiang'


Memberi adalah satu-satunya kondisi di mana kita bisa melepaskan diri dari lingkaran setan 'LEBIH BESAR PASAK DARIPADA TIANG'.
Semua orang, tidak peduli berapa besarnya pun penghasilan mereka, wajar sekali kalau mengalami kondisi di mana pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Wajar. Ini kondisi yang lumrah dikarenakan sifat manusiawi manusia yang cenderung selalu menginginkan lebih.
Pada dasarnya keinginan manusia itu tidak ada batasnya, dan ini justru bagus bila mereka ingin lebih maju, lebih sukses dan lebih kaya lagi. (Anda bisa membaca lebih lanjut tentang memiliki keinginan sebagai langkah pertama untuk sukses ini. Atau juga tentang kunci sukses dengan menginginkan banyak hal.)
Tetapi untuk menopang sebuah bangunan kesuksesan, kondisi besar pasak daripada tiang tidaklah bisa dibenarkan, karena berbahaya untuk kekokohannya.
Kita harus memiliki tiang yang jauh, jauh lebih besar daripada pasaknya (sebagaimana seharusnya).

Jadi, uang yang kita hasilkan haruslah jauh lebih banyak daripada pengeluaran kita, bila kita ingin hidup dengan sejahtera.


Sehingga kalau Anda sampai sekarang masih juga harus memutar otak dalam mencukup-cukupkan uang Anda untuk memenuhi semua kebutuhan, dan hasilnya uang Anda tetap kurang atau pas-pasan saja atau justru tidak pernah sisa, maka berarti Anda masih mengalami kondisi besar pasak daripada tiang ini.
Anda akan susah jadi kaya kalau begini terus keadaannya.
Lalu apa akal?

Memberi !

.
Ya, memberi inilah satu-satunya alat yang bisa kita gunakan untuk memutar 180 derajat kondisi tersebut, sehingga tiang kita bisa lebih besar dari pasaknya, karena setiap pemberian kita akan kembali ke kita paling tidak 10 kali lipatnya.
Agar tiang kesuksesan Anda lebih besar daripada pasaknya, maka Anda harus memberi. Titik.

Cuma, kita tentu juga ingin tiang yang tidak hanya besar tetapi juga kuat untuk menyangga bangunan kesuksesan kita, bukan?
Dan itu tidak akan bisa kita miliki bila kita tidak MEMBERI YANG TERBAIK.
Tanpa memberikan yang terbaik dari yang kita miliki, kita hanya akan mendapatkan tiang yang besar tetapi RAPUH, karena yang kembali kepada kita adalah, seperti saya katakan di atas, 'sampah'.

Untuk memiliki tiang yang kuat, kita harus memberi yang terbaik. Karena dengan begitu kita juga akan mendapatkan pengembalian yang terbaik, berlipat-lipat.

Selama memberi yang terbaik ini belum bisa kita lakukan, kita belum akan bisa membuka pintu kesuksesan kita.

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (berikanlah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik... Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk untuk kamu berikan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya tanpa memicingkan mata terhadapnya. Sesungguhnya, Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
~Q ur'an: Surat Al-Baqarah: 267~


Teladan & Inspirasi

Mungkin cerita teladan berikut bisa memberi Anda inspirasi tentang memberi yang terbaik.
Ratusan tahun yang lalu, (tuh kan, sebenarnya ajaran ini sudah ada sejak lama, cuma memang banyak manusia yang tidak mengerti atau salah memahaminya, sehingga banyak yang hidupnya menderita, miskin dan kekurangan atau tidak memuaskan, meskipun ada senjata ampuh untuk meraih kekayaan), pemimpin kaum Muslim sedunia, Rasulullah Muhammad SAW telah dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan.
Satu ketika, saat Beliau menghadiri sebuah forum, beliau mengenakan jubah terbaiknya. Seorang hadirin majelis tersebut rupanya mengagumi keindahan jubah itu, dan dengan terus terang memuji jubah bagus tersebut serta menanyakan di mana Rasul membelinya.
Anda tahu apa yang dilakukan Rasulullah SAW menanggapi reaksi orang tadi? Ya, Anda menebaknya dengan tepat. Beliau memberikan jubah yang masih melekat di badannya tersebut kepada orang tadi. Diberikan begitu saja dengan senyum tersungging dan hati bahagia karena bisa menyenangkan orang dengan cara tidak terduga, seraya berkata, "Kalau kau menyukainya, ini boleh untukmu. Ambilah."
Lalu ada lagi cerita senada, di mana putri Nabi yang pemurah ini juga memberikan barang paling berharga miliknya kepada orang lain.
Konon, putri Nabi yang bernama Fatimah RA ini sedang di rumah sendirian ketika seorang pengemis datang meminta kepadanya. Pada saat itu dia sedang tidak punya apapun untuk diberikan. Satu-satunya barang berharga yang ada padanya saat itu adalah seuntai kalung mutiara indah yang sedang dikenakannya.
Tapi hatinya begitu tersentuh oleh kondisi si pengemis sehingga dia tidak tega membuatnya pergi dengan tangan kosong.
Tanpa ragu, Fatimah melepas kalung mutiara di lehernya, dan memberikannya kepada si pengemis. Hatinya sukacita dan senyum lebar tersungging di bibirnya manakala dia melihat si pengemis nyaris pingsan menerima pemberian yang sama sekali di luar dugaannya.
Dan, Anda tahu kan bagaimana kehidupan keluarga Rasulullah Muhammad SAW pada saat itu?
Mereka adalah keluarga yang 'paling dilindungi, paling dijaga, & paling dipelihara' oleh Sang Maha Pencipta sendiri. Mereka diberi kehormatan dan pengaruh. Masyarakat menyayangi mereka, dan kafilah/armada bisnis mereka pun sukses di mana-mana.
Pokoknya, sesuai dengan definisi SUKSES TOTAL.
Apakah itu sebuah kebetulan? Tentu saja tidak. Anda sudah tahu rahasianya sekarang.


Hikmah dibalik kisah:

Dua (2) pelajaran penting dari kisah ini adalah:
  1. bahwa Anda bisa ajarkan sistem ini kepada anak-anak Anda agar mereka juga bisa menikmati hidup penuh anugerah Tuhan sejak dini.

  2. bahwa contoh dan tindakan nyata dari orang tualah yang akan membentuk kepribadian anak. Bukan petuah atau ceramah mereka.


Lalu, Anda pasti juga tahu kisah pengorbanan Nabi IBRAHIM AS, Bapak Para Nabi, moyang dari semua agama besar dunia saat ini, baik itu Islam, Kristiani, maupun Yahudi.
Apa yang Beliau berikan ketika Sang Khalik memintanya? Ya, miliknya yang paling berharga. Putranya sendiri. Yang kelahirannya telah didambakannya sekian lama.
Dan, Beliaulah yang dipilih Tuhan untuk menjadi Bapak Para Nabi.
Nah, dengan semua teladan ini mudah-mudahan Anda semakin yakin bahwa MEMBERI, dan MEMBERI HANYA YANG TERBAIK-lah yang bisa menjadi KUNCI pembuka gerbang KESUKSESAN TOTAL yang Anda impikan.

What I know for sure is that what you give comes back to you.
~ O prah Winfrey~

Siapapun Anda, Anda tentu menyukai kejutan manis, bukan? Anda tentu senang bila ada seseorang yang tiba-tiba melakukan sesuatu yang baik kepada kita, memberi hadiah tanpa alasan, memberi pertolongan tanpa diminta, apapun itu bentuknya. Anda juga pasti bersyukur, bila mendapatkan rejeki nomplok tiba-tiba.
Maka lakukanlah seperti contoh para Nabi dan keluarga mereka di atas. (May God always bless their souls).
Jadilah sumber kejutan yang menyenangkan, sumber kebahagiaan untuk orang lain, terlebih dahulu.
Apa yang Anda berikan toh akan kembali kepada Anda, jadi kenapa tidak memberi yang terbaik untuk diri Anda sendiri, dengan cara memberi yang terbaik yang Anda punya kepada orang lain terlebih dahulu?

Janji Tuhan: "Kami akan menambah pemberian Kami kepada orang-orang yang berbuat baik".
~ Qur'an: Al-Baqarah: 58 ~


Inilah esensi bagaimana memberi, entah itu zakat wajib, maupun sedekah, infaq dan pemberian lainnya bisa membuka kran rejeki Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar